Pura ini berlokasi di desa
Pemuteran yaitu
di sebelah timur Sumberkima Buleleng. Dari jalan
raya masuk
ke arah selatan kurang lebih 300 meter. Pura ini
terletak
di kaki perbukitan yang di kanan kirinya tumbuh
tanaman
jagung milik para petani setempat. Pada musim
hujan bukit
di belakang pura tampak menghijau. Di sebelah
kanan tempat
parkir kendaraan ada semacam tempat mandi atau
mengambil
air dan juga dilengkapi dengan WC umum.
Pura ini tidak begitu besar pun
tidak terlalu
kecil. Desain pura yang menawan oleh seorang
arsitek terkenal
yang juga mendesain Art Center di Denpasar adalah
Ida Bagus
Tugur. Warna batu pelinggih yang dominan putih
seolaholah
menyatu dengan bukit yang ada di belakangnya. Di
sekitar
pura agak ke belakang terdapat tempat latihan
tempur TNI
yang pada bulan-bulan latihan agak mengganggu
suasana keheningan
untuk bersembahyang.
Memasuki gerbang dari Pura
Pemuteran pertama
kita akan menjumpai pebejian di sebelah kanan
kita, Pebejian
ini berlokasi pada jaba tengah dari pada pura
Pemuteran.
Halaman ini penuh dengan bunga-bunga yang ditanam
oleh prajuru
di sana. Terdapat juga Bale Gong di halaman jaba
tengah
ini.
Untuk masuk ke jeroan kita lewat di depan Bale
Gong ini,
dan kita akan menjumpai para Jero Mangku yang
selalu siap
untuk menuntun umatnya untuk bersembahyang di
sana. Ada
Jero Mangku Surata sebagai Pemangku Gede di sana
di samping
ada dua Jero Mangku penyade untuk membantu umat
menghaturkan
bakti. Pura Pemuteran adalah Pura di mana kita
akan melakukan
PENGELUKATAN untuk menghilangkan kelethehan yang
melekat
pada diri kita sebelum melakukan serangkaian
persembahyangan
di wilayah Pulaki.
Untuk melakukan pengelukatan
sebaiknya
kita persiapkan Banten Pejati dan tegen-tegenan
untuk pengelukatan.
Untuk niat ini sebaiknya dikonfirmasikan terlebih
dahulu
dengan Jero Mangku di sana.
Sebelum pengelukatan dilakukan kita diwajibkan
untuk melakukan
Panca Sembah dan setelahnya dipersilahkan ke jaba
sisi untuk
melukat. Di pebejian telah siap air untuk melukat
yang telah
dicampur dengan tirta pengelukatan yang dibuat
oleh Jero
Mangku. Sekarang siap untuk melakukan
pengelukatan, semua
destar dan baju safari sebaiknya dibuka. Alangkah
baiknya
jika kita memakai baju kaos dalam sehingga tidak
bertelanjang
dada. Untuk para wanita disarankan untuk tidak
memakai sanggul
sehingga dengan mudah rambut diurai seperti
layaknya keramas.
Melihat teman-teman yang mendapat pengelukatan
paling dulu
ingin rasanya segera dilukat. Bagaimana tidak,
cuaca yang
agak panas pada siang hari membuat kita sedikit
kegerahan.
Wah segar sekali rasanya melihat teman-teman yang
disiram
dari kepala hingga mengenai badan. Ya begitulah
keinginan
itu sampai pada gilirannya kita yang dilukat baru
akan merasakan
yang sebenarnya. Air di ember penuh dengan bunga
warna-warna
bersiaplah menundukkan kepala untuk disiram dari
ubun-ubun
hingga ke punggung. Wow..., rasanya ternyata tidak
seperti
yang dibayangkan. Airnya sedikit suam-suam kuku.
Menurut
penuturan orang Jepang siraman air panas seketika
bagus
untuk menstimulir tekanan darah. Jadi di samping
membersihkan
leteh secara spiritual, secara jasmani juga
dibersihkan.
Sebelum mepamit kita harus
ngaturang sembah
sekali lagi menghaturkan rasa terimakasih kita
karena telah
diberi kesempatan untuk melukat.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar